Jakarta, 24 September 2024 – Sebagai salah satu kebutuhan tumbuh kembang anak, kondisi lingkungan yang sehat kini menjadi tantangan terutama di daerah perkotaan. Permasalahan sampah yang tidak terkelola dengan baik telah menjadi ancaman serius bagi lingkungan, mencemari air, tanah, serta udara. Menyadari pentingnya edukasi lingkungan khususnya tentang pengelolaan sampah, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) yang merupakan anak usaha SIG, menurunkan sejumlah karyawan sebagai relawan program Kelola Sampah Sekitar Kita (Kelas Kita) bagi para siswa di Sekolah Alam Indonesia Meruyung di Depok, pada Selasa, 24 September 2024. Turut hadir yaitu Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani, dan Direktur Human Capital, Legal & Corporate Affairs, Ony Suprihartono.
Program Kelas Kita di Meruyung merupakan yang kedua kali diadakan oleh SBI melalui divisi pengelolaan limbah ramah lingkungannya yang bernama Nathabumi. Program Kelas Kita mengajak para karyawan SBI menjadi relawan untuk mengajar pemilahan sampah dan pengomposan dengan metode bermain yang interaktif dan menyenangkan. Program Kelas Kita yang pertama dilaksanakan di Sekolah Alam Cibinong pada tahun 2023 silam.
Membuka Kelas Kita, Direktur Human Capital, Legal & Corporate Affairs SBI, Ony Suprihartono mengatakan bahwa program Kelas Kita merupakan bentuk lain dari kolaborasi lintas pemangku kepentingan yang dilakukan SBI dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
“SBI meyakini bahwa pembangunan berkelanjutan tidak hanya berbentuk fisik konstruksi, tetapi juga selaras dengan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial. Program Kelas Kita merupakan aksi nyata dan wujud kepedulian untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan masa depan yang layak bagi tumbuh kembang anak-anak kita,” tutur Ony Suprihartono.
Principal Sekolah Alam Indonesia di Meruyung, Aditya Widi Nugraha menyampaikan apresiasi kepada SBI atas penyelenggaraan program Kelas Kita di Sekolah Alam Indonesia di Meruyung. “Program Kelas Kita sangat relevan dengan konsep pembelajaran di sekolah kami yang menerapkan 7 Green Principles Sekolah Alam Indonesia, yang mengedepankan eksposur dan pengalaman dengan praktik langsung di lingkungan sekolah. Kami sangat mendukung program-program yang dapat memperkaya pengetahuan anak-anak untuk semakin terbiasa dengan pola hidup yang berkelanjutan dan semakin menghargai lingkungan,” kata Aditya Widi Nugraha.
Selain program edukasi pemilahan sampah dan pengomposan bagi siswa sekolah, SBI telah lebih dulu berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam pemanfaatan RDF dari hasil pengelolaan sampah perkotaan. SBI telah memelopori penerapan teknologi RDF di Indonesia untuk membantu pemerintah daerah mengatasi permasalahan sampah dan mendapatkan sumber bahan bakar alternatif yang lebih rendah karbon. Hingga saat ini, SBI telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh, Pemprov Jakarta, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Pemkab Cilacap, Pemkab Bantul, Pemkab Sleman, Pemkab Temanggung, Pemerintah Kota Yogya, Pemkab Sumenep, Pemkab Banyuwangi, Pemkab Jembrana, dan pengelola sampah di Denpasar, Bali.
Fitri Agus Wahyudi, karyawan unit bisnis beton yang tergabung sebagai salah satu relawan, merasa antusias dapat terlibat dalam program Kelas Kita. “Biasanya setiap pagi saya pergi kerja, kali ini saya ke sekolah dan mengajar. Saya senang sekali karena selain dari pekerjaan utama, ini merupakan kesempatan untuk bisa berkontribusi lebih terhadap lingkungan dengan terjun langsung ke masyarakat, dalam hal ini lingkungan sekolah,” ungkap pria yang biasa dipanggil Agus ini.
Siswa dan siswi SAI Meruyung yang mengikuti Kelas Kita adalah siswa dan siswi yang berada di jenjang kelas 5 dan 6 sekolah dasar. Faida Alkarimah siswi kelas 5 Sekolah Alam Indonesia di Meruyung menyampaikan harapannya dengan dari mengompos yang ia pelajari hari ini. “Semoga dengan mengompos, akan banyak tanaman yang tumbuh dan lingkungan tidak lagi tercemar oleh sampah,” ujar Faida.